Rabu, 29 Januari 2020

Penyakit Rabies Dan Bagaimana Mengobatinya

 rabies-doktersehat

Rabies adalah penyakit berbahaya yang bisa menular dari hewan ke manusia. Seseorang dapat terkena virus penyakit rabies jika digigit oleh binatang yang terinfeksi. Rabies utamanya ada di hewan liar tetapi juga disebabkan oleh bintang peliharaan seperti anjing atau kucing. Jika virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia, hal itu bisa membahayakan nyawa jika tidak segera menerima pengobatan.

Rabies dapat benar-benar dicegah dengan perawatan yang tepat. Anda harus mengenali pajanan gigitan hewan dan segera mendapatkan perawatan medis yang tepat sebelum Anda mengalami gejala rabies. Sebagian besar kasus rabies pada manusia melibatkan gigitan dari anjing rabies, tidak hanya itu binatang liar seperti rakun dan kelelawar adalah sumber utama paparan.


Insiden rabies pada manusia sejalan dengan kejadian rabies pada hewan. Langkah besar yang telah dibuat dalam mengendalikan penyakit pada hewan di Amerika Serikat dan di negara-negara maju lainnya secara langsung bertanggung jawab pada penurunan angka rabies pada manusia di negara tersebut. Jumlah kematian manusia akibat rabies di Amerika Serikat 1-2 kasus per tahunnya, dan kematian hampir selalu terjadi ketika orang yang terkena telah menunda pengobatan atau gagal untuk menerima perawatan.


Beberapa hewan yang membawa rabies antara lain: Rakun adalah hewan liar yang paling umum terinfeksi rabies di Amerika Serikat. Sigung, rubah, kelelawar, dan coyote adalah lainnya yang paling sering terpengaruh. Sementara itu, kucing dan anjing adalah hewan pembawa virus rabies paling umum di seluruh dunia.


Terlepas dari beberapa hewan yang sudah dijelaskan di atas, pada dasarnya hampir semua hewan liar berpotensi mendapatkan rabies, namun virus rabies sangat jarang pada hewan pengerat kecil (tikus, tupai) dan Lagomorpha (kelinci). Tikus besar (berang-berang, woodchucks/groundhogs) telah ditemukan memiliki rabies di beberapa wilayah di Amerika Serikat. Sementara ikan, reptil, dan burung tidak diketahui membawa virus rabies.

Rabies adalah virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang semua mamalia, seperti anjing, kucing, dan manusia. Gejala rabies pada hewan bervariasi, tergantung jenis hewan. Rabies telah dilaporkan hampir terjadi di seluruh dunia kecuali Australia dan Antartika. Rabies telah menyebabkan kematian lebih dari 50.000 manusia dan jutaan hewan setiap tahunnya di seluruh dunia. Setelah gejala penyakit rabies pada hewan muncul, penyakit ini bisa berakibat fatal.
 gejala-rabies-pada-hewan-doktersehat

Penyebab Rabies Pada Hewan

Penyebab rabies pada hewan adalah melalui air liur hewan yang mengandung virus rhabdovirus dan pertukaran darah yang terinfeksi masuk melalui luka gigitan. Rabies juga dapat menular melalui selaput lendir, dari goresan, atau luka terbuka.
Penyebab rabies yang paling sering adalah melalui kontak dengan hewan liar. Hewan peliharaan yang berisiko tertinggi adalah anjing tidak divaksinasi yang sering melakukan kontak dengan hewan liar atau anjing dan kucing liar.
Setiap mamalia dapat membawa virus rabies, namun penularan rabies yang paling sering terjadi melalui kontak dengan hewan berikut:
  1. Kelelawar
  2. Kelinci
  3. Rakun
  4. Sigung
  5. Rubah
  6. Anjing hutan
  7. Anjing peliharaan
  8. Kucing
Perlu diketahui, penyebab rabies pada hewan tidak ditularkan dengan cara lain, seperti transplantasi organ, kutu, nyamuk, atau serangga lain. Namun, ada beberapa kasus penularan yang jarang terjadi karena menghirup udara dalam gua yang dipenuhi kelelawar.

Cara Penularan Virus Rabies pada Hewan

Berdasarkan penelitian yang dilansir cdc.gov, riset dilakukan pada anjing, kucing, dan musang yang terjangkit rabies, ketika virus rabies dimasukkan ke dalam otot melalui gigitan hewan lain, ia berpindah dari lokasi gigitan ke otak dengan bergerak di dalam saraf. Hewan tersebut tidak tampak sakit selama penelitian.


Waktu antara gigitan dan munculnya gejala penyakit rabies pada hewan disebut masa inkubasi dan dapat berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Gigitan oleh hewan selama masa inkubasi tidak membawa risiko rabies karena virus belum sampai ke air liur.

Virus Rabies Mencapai Otak Hewan

Ketika virus mencapai otak dan berkembang biak hingga menyebabkan peradangan otak, virus berpindah dari otak ke kelenjar ludah dan air liur.
Setelah virus berkembang biak di otak, semua hewan mulai menunjukkan tanda-tanda pertama rabies. Sebagian besar dari tanda-tanda ini jelas dan mudah dikenali, tetapi dalam waktu singkat, biasanya dalam 3 sampai 5 hari, virus rabies telah menyebabkan kerusakan pada otak sehingga mulai menunjukkan tanda dan gejala rabies pada hewan.


Studi menyeluruh pada anjing, kucing, dan musang menunjukkan bahwa virus rabies dapat diekskresikan dalam air liur hewan yang terinfeksi beberapa hari sebelum penyakit terlihat. Studi menyeluruh seperti itu belum pernah dilakukan untuk spesies satwa liar, tetapi dapat diketahui bahwa spesies satwa liar dapat mengeluarkan virus rabies dalam air liurnya sebelum timbulnya tanda-tanda penyakit.


Ekskresi virus mungkin intermiten, dan jumlah virus yang diekskresikan bisa sangat bervariasi seiring waktu, sebelum dan sesudah timbulnya tanda-tanda klinis.
Faktor penyebab rabies bervariasi antara penularan dan timbulnya penyakit, termasuk lokasi penularan, jenis virus rabies, dan sistem kekebalan pada hewan atau orang yang terpapar.

Jalur Menular Virus Rabies

Penularan virus rabies dimulai dari gigitan hewan hingga kematian, berikut di antaranya:
  1. Seekor binatang digigit oleh hewan yang terjangkit rabies.
  2. Virus rabies dari air liur yang terinfeksi memasuki luka.
  3. Virus rabies menular melalui saraf ke saraf tulang belakang dan otak. Proses ini dapat berlangsung sekitar 3 hingga 12 minggu. Hewan tidak memiliki tanda-tanda penyakit selama proses penularan.
  4. Ketika mencapai otak, virus berkembang biak dengan cepat dan berpindah ke kelenjar ludah. Hewan mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit.
  5. Hewan yang terinfeksi biasanya mati dalam 7 hari setelah sakit.

Gejala dan Tanda Rabies pada Hewan

Tanda dan gejala penyakit rabies pada hewan secara klinis bervariasi, tergantung pada efek pada otak hewan. Rabies biasanya menyebabkan perubahan perilaku mendadak, diikuti oleh kelumpuhan progresif, koma dan kematian. Perubahan perilaku pada jenis hewan ini di antaranya:

1. Anjing dan kucing

Gejala rabies pada hewan seperti anjing dan kucing berkisar dari depresi atau tertekan, di mana hewan tersebut tetap tenang dan hanya menggigit ketika diprovokasi.
Selain itu, gejala penyakit rabies pada hewan ini ditandai marah dengan kegelisahan yang tidak biasa, membentak benda-benda khayalan dan menggigit benda-benda lainnya seperti tongkat dan batu.

2. Hewan Ternak

Tanda dan gejala rabies pada hewan ternak di antaranya:
  • Depresi
  • Berhenti memproduksi susu
  • Mengeluarkan air liur
  • Melenguh
  • Meningkatnya aktivitas seksual
  • Menyerang binatang
  • Lumpuh, kehilangan keseimbangan, tidak bisa bangkit
  • Koma, dan kematian

3. Domba

Gejala rabies pada hewan ini biasanya ada beberapa kasus pada waktu yang bersamaan dalam satu kawanan, yang menunjukkan hewan terkena rabies. Selain itu muncul gelisah kemudian tertekan, dan sekarat dalam waktu sekitar tiga hari.

4. Babi

Gejala penyakit rabies pada hewan ini menunjukkan perilaku abnormal, seperti bersembunyi dan kemudian menggigit jika terpancing, munculnya selera makan yang menggila, membunuh anak babi, semakin kumal, dan lumpuh

5. Kuda

Kuda yang terkena rabies tampak tenang atau jinak, di mana mengalami depresi dan kesulitan menelan. Tanda dan gejala lainnya kuda tampak marah, di mana kuda bisa berbahaya jika didekati.
Bila gejala rabies pada hewan berkembang dan tidak ada penyembuhan, kemungkinan hewan mengalami kematian. Namun, bila ditangani secara medis tepat waktu, gejala penyakit rabies pada hewan mudah dicegah. Jadi, semua kemungkinan penularan rabies harus diperlakukan sebagai darurat medis.
  Gejala rabies memiliki tanda yang mirip dengan flu, disertai rasa tidak nyaman seperti demam atau sakit kepala. Waktu antara pajanan serta munculnya tanda dan gejala rabies disebut masa inkubasi. Kondisi ini bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.gejala-rabies-doktersehat

Gejala Rabies pada Manusia

Pada dasarnya, gejala penyakit rabies tidak muncul dengan segera karena virus rabies bisa ada di dalam tubuh selama 1 hingga 3 bulan. Gejala awal rabies pada manusia akan muncul begitu virus melewati sistem saraf pusat dan memengaruhi otak.
Gejala rabies pertama yang dapat menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang bermasalah adalah munculnya demam. Selain demam, kesemutan atau rasa terbakar di lokasi luka bisa juga dirasakan. Saat virus sudah menyebar melalui sistem saraf pusat, Anda akan mengalami gejala lanjutan yang lebih parah, antara lain:
  • Sakit kepala.
  • Sulit untuk tidur (insomnia).
  • Mudah gelisah atau kebingungan.
  • Kesulitan menelan.
  • Menjadi takut akan air (hydrophobia).
  • Produksi air liur berlebihan.
  • Ketidakmampuan untuk menggerakan beberapa bagian tubuh.

Memahami Tahapan Gejala Rabies Pada Manusia

Apabila penderita rabies mengalami gejala lanjutan seperti di atas, hal itu menunjukan bahwa kondisi sudah memburuk. Bahkan, rabies dapat menyebabkan kelumpuhan, koma, hingga menjadi penyebab kematian.
Perlu diketahui bahwa rabies dapat berkembang dalam empat tahap berbeda, di antaranya:

1. Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah waktu sebelum gejala rabies muncul. Biasanya berlangsung dari 3 hingga 12 minggu, tetapi bisa memakan waktu hanya 5 hari atau lebih dari 2 tahun. Semakin dekat gigitan ke otak, semakin cepat efeknya akan muncul.
Pada saat gejala rabies muncul, virus ini bisa sangat mengancam kondisi kesehatan. Siapapun yang terpapar virus harus segera mencari bantuan medis tanpa menunggu gejala.

2. Masa Prodromal

Masa prodromal memiliki gejala awal seperti flu, berikut adalah beberapa gejala yang mudah dikenali, antara lain:
  • Muncul demam, suhu tubuh 38 derajat Celcius atau lebih.
  • Sakit tenggorokan dan muncul batuk.
  • Mual dan muntah.
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan.
Perlu diketahui, bahwa beberapa gejala di atas bisa bertahan 2 sampai 10 hari, dan kondisi ini bisa memburuk dari waktu ke waktu.

3. Periode Neurologis Akut

  • Kelumpuhan parsial, kejang otot tak disengaja, dan otot leher kaku kejang.
  • Hiperventilasi atau kesulitan bernapas.
  • Menghasilkan banyak air liur.
  • Takut air karena kesulitan menelan.
  • Halusinasi, sering mengalami mimpi buruk, dan sulit tidur.
  • Priapisme atau ereksi permanen pada pria.
  • Fotofobia atau ketakutan akan cahaya.
Menjelang akhir fase ini, pernapasan menjadi cepat dan tidak konsisten.

4. Koma

Gejala rabies yang satu ini adalah yang paling berbahaya, karena hanya dalam hitungan jam seseorang bisa meninggal–kecuali penderita menggunakan ventilator. Meski begitu, jarang seseorang dapat pulih dengan optimal jika sudah berada di tahap ini.

Mereka yang Berisiko Terjangkit Rabies

Setelah Anda mendapatkan penjelasan lengkap mengenai gejala rabies seperti di atas, terdapat situasi tertentu yang membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami rabies, antara lain:
  • Tinggal di daerah yang dihuni oleh kelelawar. Meskipun anjing bertanggung jawab atas sebagian besar kasus rabies di seluruh dunia, kelelawar adalah penyebab sebagian besar kematian akibat rabies.
  • Tinggal di daerah yang mudah mendapat kontak dari hewan liar.
  • Berusia dibawah 15 tahun (rabies paling sering terjadi di kelompok umur ini).

Bisakah Rabies Disembuhkan?

Setelah terpapar virus rabies, Anda dapat melakukan serangkaian suntikan untuk mencegah infeksi tidak terjadi. Imunoglobulin rabies adalah yang pertama-tama diberikan untuk melawan infeksi. Setelah itu, pemberian vaksin rabies adalah kunci untuk menghindari virus. Vaksin bisa diberikan dalam lima kali suntikan selama 14 hari. Protokol ini dikenal sebagai ‘post-exposure prophylaxis

Kapan Mencari Perawatan Medis?

Segera cari perawatan medis jika Anda digigit oleh binatang apa pun, atau terpapar dengan hewan yang diduga menderita rabies. Berdasarkan kondisi cedera dan situasi di mana paparan virus terjadi, dokter dapat memutuskan apakah Anda harus mendapatkan perawatan untuk mencegah rabies atau tidak.


Selain penularan rabies, masalah medis lainnya perlu diperiksa antara lain:

  • Penularan infeksi lainnya, seperti infeksi bakteri dari mulut hewan.
  • Suntikan untuk mempertahankan kekebalan tubuh, tetanus (jenis lain dari infeksi yang dapat ditularkan melalui gigitan atau luka terbuka).
  • Perawatan dan pembersihan luka.
Yang harus diperhatikan adalah setiap gigitan atau goresan dari hewan perlu diberikan vaksin rabies, meskipun Anda tidak mengetahui apakah hewan tersebut terinfeksi rabies atau tidak.

Diagnosis Rabies

Tidak ada tes khusus diperlukan karena tidak ada cara untuk mendeteksi virus rabies yang telah memasuki tubuh. Juga tidak perlu membawa hewan yang menggigit ke UGD karena dokter tidak memiliki kemampuan untuk menguji apakah hewan rabies atau tidak. Departemen kesehatan setempat akan berkoordinasi pengujian hewan tersebut.
Pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital akan diperiksa (suhu, denyut jantung, laju  pernapasan, dan tekanan darah). Anda akan diberikan serangkaian pertanyaan tentang hewan dan pajanan hewan tersebut (baik gigitan maupun goresan). Dokter juga akan menanyakan pertanyaan tentang imunisasi yang telah didapat seperti imunisasi tetanus, atau bahkan rabies.
Obat-obat tertentu digunakan untuk pengobatan dan pencegahan  rheumatoid arthritis. Sementara itu, pengobatan malaria (misalnya, chloroquine dan mefloquine) dapat berinteraksi dengan vaksin rabies. Bawalah daftar obat atau botol pil semua obat yang Anda konsumsi  ke gawat darurat. Jika ada kekhawatiran bahwa Anda mungkin benar-benar memiliki rabies, penting untuk memberitahu dokter tentang riwayat pekerjaan, hobi, perjalanan internasional, dan paparan hewan.
Penyakit lain: Diagnosis rabies adalah kompleks dan tidak dapat ditentukan di UGD. Rabies dapat tampak seperti penyakit serius lainnya seperti meningitis (infeksi selaput otak dan selaput sumsum tulang belakang). Jika dokter curiga rabies atau bentuk lain dari infeksi sistem saraf pusat, Anda mungkin akan disarankan untuk rawat inap di rumah sakit. Anda akan diberikan sejumlah tes: tes darah dan sinar-X serta pemeriksaan cairan tulang belakang untuk memeriksa apakah terdapat  bukti infeksi atau tidak.

Berikut adalah beberapa perawatan di rumah apabila Anda terkena gigitan hewan rabies:

  • Ketika digigit oleh binatang, Anda harus selalu merawat luka segera dengan mencuci luka dengan sabun, air, dan zat antiseptik. Ini akan membantu membunuh bakteri umum yang mungkin dilalui oleh gigitan tetapi juga telah terbukti mengurangi kemungkinan penularan virus rabies.
  • Jika hewan adalah binatang liar, atau anjing liar atau kucing, hubungi pihak berwenang (pemerintah kota atau kabupaten serta kantor kesehatan masyarakat) segera. Mereka akan berusaha dengan aman untuk menangkap hewan untuk pemeriksaan. Korban atau pengamat lainnya tidak harus berusaha untuk menangkap atau menaklukkan binatang itu. Hal ini dapat menyebabkan gigitan lebih lanjut atau pajanan yang lebih lanjut.
  • Jika hewan tersebut kelelawar, dan paparan terjadi di sebuah gedung, pintu dan jendela harus ditutup di ruang yang berisi kelelawar setelah semua orang lain yang dievakuasi. Jika hal ini tidak dapat dilakukan tanpa risiko paparan berulang ke kelelawar, maka hal yang paling penting adalah untuk meminimalkan kemungkinan kontak antara kelelawar dan orang lain.


Pencegahan rabies memiliki tiga komponen penting untuk mengatasi penularan. Namun hal tersebut tergantung pada kemungkinan hewan memiliki rabies dan ketersidaan fasilitas untuk penelitian terhadap hewan.

Berikut adalah beberapa yang perlu diperhatikan:
  • Perawatan luka melibatkan sabun dan pembersih virus (ini harus selalu dilakukan untuk setiap gigitan hewan).
  • Suntikan sekali untuk kekebalan terhadap rabies: human rabies immuneglobulin (atau HRIG), yang merupakan proteksi cepat untuk perlindungan jangka pendek terhadap rabies.
  • Injeksi yang pertama dari serangkaian dosis vaksin untuk memberikan perlindungan terhadap rabies setelah paparan.
Kemungkinan hewan memiliki rabies sangat bergantung pada spesies hewan, perilaku, dan di mana Anda terkena hewan. Sebagai contoh, di beberapa daerah negara, seperti perbatasan Texas-Mexico, anjing liar memiliki kemungkinan yang sangat tinggi menjadi gila.
Anjing domestik, kucing, dan musang memiliki masa inkubasi yang baik untuk virus rabies. Jika Anda telah digigit oleh salah satu dari tiga hewan-hewan ini, dan hewan tidak menampakkan rabies saat itu, maka hewan akan diamati oleh otoritas kesehatan setempat selama 10 hari. Jika hewan tetap baik selama periode itu, Anda tidak perlu injeksi rabies.

Kondisi Khusus

Vaksinasi rabies dan kehamilan: vaksin human immune globulin (HRIG) dan berbagai vaksin rabies aman dalam kehamilan. Sementara itu, jika Anda mengambil obat-obatan (seperti prednisone atau steroid) atau memiliki penyakit yang mengganggu respon kekebalan tubuh terhadap vaksin rabies, konsultasikan situasi ini dengan dokter Anda. Dokter kemudian akan menentukan apakah Anda perlu tes darah tambahan untuk memastikan bahwa respon terhadap vaksin telah terjadi dan bahwa perlindungan terhadap rabies telah terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dianggap Menjadi Stadion Termegah Di Indonesia. Ini Listnya

OMNIA SLOT - Sepak bola adalah olahraga yang sangat populer di Indonesia. Oleh karena itu, tidak aneh jika banyak sekali sta...